Konon menjelang pertengahan abad ke dua puluh, di suatu daerah yang sekarang disebut Padasuka berdiri dua desa yang masing-masing disebut Desa Citiru dan Desa Cikupa.
Desa Citiru dikepalai oleh seorang kepala desa yang bernama H. Syafi’i, Beliau terkenal seorang kepala desa yang Arif, Bijaksan dan mampu membawa masyarakat menjadi masyarakat yang berkecukupan yang pemerintahannya (kantor desa) terletak di Kampung Pangauban. Kata Pangauban itu sendiri mengandung arti/bermakna tempat berlindung. Pemberian nama ini erat kaitannya dengan prilaku/kebijakan sang Kepala Desa yang senantiasa mampu melindungi dan memberi bantuan kepada segenap lapisan masyarakat, terutama dalam bidang kebutuhan pokok. Bahkan masyarakat dari luar desapun berdatangan untuk meminta bantuan.
Sebagai Kepala Desa beliau mampu mendirikan sebuah lumbung paceklik yang mampu menanggulangi kebutuhan pangan masyarakat dimusim tigerat ( paceklik ). Modal dasar lumbung berasal dari perelek dan penghasilan dari penjualan buah pinang yang sengaja ditanam di sepanjang jalan Desa.
Betapa hebatnya sang Kepala Desa dalam mengelola lumbung, perkembangannya kekayaan lumbung inilah yang menjadi sebagian dari modal dasar untuk pembelian Carik Desa, yang sampai sekarang manfaatnya bisa dirasakan dan dinikmati oleh para Aparatur Desa secara periodik.
.
Dilain pihak, Desa Cikupa dikepalai oleh Rd.M.E. Martadiredja yang Berkedudukan di Kampung Cikupa. Berdasarkan informasi dari Narasumber, pada masa pemerintahannya beliau pernah mendapat penghargaan berupa bintang jasa dari pemerintah pusat. Karena itulah beliau terkenal dengan julukan Lurah Bintang.
Beliaulah pelaksana pembelian tanah Carik Desa yang sampai sekarang menjadi modal dasar pendapatan asli daerah desa Padasuka. Selain itu, beliau juga yang memprakarsai pembuatan jembatan Rawayan ( sasak Rawayan ) yang menghubungkan desa padasuka dengan desa Soreang ( Sekarang desa pamekaran ).
Proses berdirnya Desa Padasuka terjadi pada menjelang pertengahan abad ke dua puluh. Seiring dengan perkembangan situasi dan kondisi politis pada waktu itu keluar perintah dari pemerintah pusat untuk memprsatukan desa Citiru dan Desa Cikupa.
Para tokoh masyarakat terkemuka dari kedua Desa berkumpul, duduk bersama dan bermusyawarah untuk mempersatukan Desa Citiru dengan Desa Cikupa dalam satu sistem pemerintahan.
Akhirnya kedua belah pihak sepakat mempersatukan kedua desa tersebut dengan sebutan Desa Padasuka, yang artinya sama-sama suka, sama-sama setuju untuk bersatu. Sejak itu berdirilah desa Padasuka dengan Kepala Desa Pertema dipercayakan kepada Rd.M.E Martadiredja.
Kepala Desa yang pernah memerintah di Desa Padasuka secara berurutan adalah sebagai berikut.
Pada masa pemerintahan bapak Enggun NS, Desa padasuka dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Sukamulya dan Desa Padasuka.
-- Operator Website --